Oleh Everd Roy Muhea
celebesaktual.id — WhatsApp, aplikasi pesan instan yang dimiliki oleh Meta, kembali menarik perhatian dengan pembaruan fitur barunya, yaitu kategori saluran (channels). Fitur ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih variatif kepada penggunanya. Namun, sebagai seorang pengusaha IT yang telah berkecimpung lama dalam dunia teknologi, saya, Everd Roy Muhea lebih akrab disapa Papa Clay melihat ada sisi lain dari pembaruan ini yang perlu menjadi perhatian, terutama bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Everd Roy Muhea
WhatsApp: Inovasi yang Belum Terawasi dengan Baik
Fitur kategori saluran WhatsApp memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menemukan konten sesuai minat mereka, seperti saluran tentang programming, teknologi, atau hobi lainnya. Namun, inovasi ini juga memiliki sisi gelap yang berpotensi disalahgunakan. Beberapa saluran ternyata berisi konten yang tidak sesuai dengan norma dan nilai budaya Indonesia, seperti pornografi.
Masalah ini semakin pelik karena pengawasan dari pihak pemerintah terhadap aplikasi media sosial atau instant messenger seperti WhatsApp masih sangat minim. Indonesia sebagai negara Timur yang menjunjung tinggi moral dan adat memiliki tantangan besar ketika aplikasi yang berasal dari negara Barat masuk tanpa regulasi ketat. Budaya negara maju seperti Amerika Serikat yang lebih permisif terhadap isu seperti pornografi atau pergaulan bebas menjadi bertolak belakang dengan nilai yang dijunjung masyarakat Indonesia.
Tanggung Jawab Bersama: Pemerintah dan Orang Tua
Pemerintah harus mengambil langkah lebih proaktif dalam mengawasi aplikasi digital, terutama yang memiliki akses luas ke masyarakat, termasuk anak-anak. Pengalaman negara maju seperti Australia bisa menjadi pelajaran. Negara tersebut baru-baru ini memberlakukan aturan yang melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun untuk menggunakan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan bahkan WhatsApp.
Selain itu, WhatsApp kini telah melampaui fungsi utamanya sebagai aplikasi bertukar pesan. Dengan fitur-fitur tambahan seperti kategori saluran, aplikasi ini menjadi lebih kompleks dan berpotensi memberikan dampak positif maupun negatif secara bersamaan. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang lebih rinci untuk memastikan fitur-fitur baru ini tidak menimbulkan dampak buruk, terutama bagi generasi muda.
Peran Orang Tua dan Masyarakat
Sebagai orang tua, kita juga memiliki peran penting dalam mengawasi penggunaan smartphone anak-anak. Dunia internet sangat luas, dengan segala sesuatu yang positif dan negatif tersedia secara bebas. Dalam konteks ini, kesadaran orang tua menjadi benteng pertama untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral bangsa.
Fitur baru WhatsApp memang memberikan banyak manfaat, namun tanpa pengawasan yang memadai, inovasi ini berpotensi menjadi bumerang bagi masyarakat. Peran aktif pemerintah, kerja sama dengan penyedia aplikasi, serta pengawasan dari orang tua adalah langkah penting untuk menjaga agar teknologi tetap menjadi alat yang mendukung kemajuan tanpa merusak nilai-nilai yang kita junjung tinggi.
Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak tanpa harus kehilangan identitas sebagai bangsa yang beradab. ***
Berikan Komentar